Kamis, 25 April 2013

Tugas Etika Bisnis
Nama :Mulyadi
Npm : 34210861
Kelas : 3DD01
            Berdasarkan banyak etika bisnis yang dilakukan oleh setiap unit usaha, pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai etika yang dilakukan oleh warkop pancong yang sebelumnya unit usaha yang sudah saya pilih untuk bahan penulisan tugas saya. Berikut adalah pembahasannya :
·        Usaha warkop pancong ini berbuat baik kepada siapa saja ?
a)     Masayarakat sekitar : tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan, mengikuti acara jumat bersih
b)     Pelanggan : diberikan kenyamanan, kebersihan dan keamanan dari segi tempat juga penyimpanan kendaraan (parkir)
·        Yang punya atau yang sangat berpengaruh untuk kepentingan usaha warkop ini siapa saja ?
a)     Anak sekolah : Pada saat jam pulang sebagai tempat berkumpul dan sering kali mengerjakan tugas bersama di warkop pancong tersebut.
b)     Pekerja : untuk tempat istirahat ketika capai bekerja, agar bisa bersantai dan merelaksasikan sejenak di warkop pancong.
·        Apakah warkop pancong ini peduli terhadap masyarakat ?
Tentu saja warkop pancong ini peduli terhadap masayarakat. Dengan perbuatan yang mereka lakukan yakni salah satu contohnya adalah selalu menjaga kebersihan di wilayah warkopnya tersebut juga selalu memberikan kenyamanan dan keamanan dikala mengunjungi tempat ini. Setidaknya yang saya tahu dari warkop pancong ini setiap harinya yang melayani pelanggannya selalu berbeda. Yang bisa dilihat dari sudut pandang saya, membuka lapangan pekerjaan baru untuk para pengangguran didaerahnya maupun diluar daerah.

Bidang usaha yang mulai tidak adil lagi menjalankan usahanya

TUGAS ETIKA BISNIS
Nama :Mulyadi
Kelas : 3DD01
Npm : 34210861
                Pada dasarnya setiap bidang usaha bisnis pasti selalu mempunyai criteria keadilan-keadilan yang dilakukan kepada masyarakat banyak bahkan pemerintah. Pada tugas kali ini menjelaskan mengenai bidang usaha / bisnis yang sudah tidak lagi adil terhadap Negara, konsumen dan distributive.
·         Keadilan Negara
Pada setiap bidang/jenis usaha sudah pasti dan seharusnya memiliki rasa tanggung jawab yang adil untuk negaranya, seperti membayar pajak usaha, membayar listrik, membayar pam, dsb. Disini bidang usaha yang saya ambil masih bidang usaha warkop pancong Mang Kumis dan Kang Dadang. Apakah warkop pancong Mang Kumis dan Kang Dadang sudah mulai tidak adil pada Negara ? Jawabannya warkop pancong Mang Kumis dan Kang Dadang sampai saat ini masih adil kepada Negara dengan ,membayar pajak usaha, membayar listrik, juga membayar pam .
·         Keadilan Konsumen
Yang kedua adalah . Apakah warkop pancong Mang Kumis dan Kang Dadang sudah mulai tidak adil pada konsumen ? Sejenak dengan banyak faktor yang ada, warkop pancong ini terkadang mulai sudah tidak adil kepada pelanggan atau konsumen. Kenapa ? Karena warkop ini sering mendahulukan orang yang sudah dikenal baik, sewaktu ketika saya juga pernah mengalami sendiri seharusnya saya membayar makanan yang sudah dipesan dengan harga 39ribu rupiah, tetapi dengan entengnya dan gampangnya salah satu pelayan di warkop ini bilang dengan harga yang cukup fantastis berbeda jauhnya yakni 85ribu rupiah. Dan saya pun dan teman-teman saya complain terhadap hal tersebut dan tidak ada terucap kata maaf sedikitpun. (dikutip pengalaman pribadi).
·         Keadilan Distributif
Yang ke tiga adalah keadilan distributif merupakan keadilan yang seharusnya memberikan hak yang sama kepada setiap orang. Apakah warkop pancong Mang Kumis dan Kang Dadang sudah mulai tidak adil secara distributif ? Jawabannya adalah ya, dari pernyataan keadilan konsumen pada penjelasan keadilan konsumen diatas, warkop ini sering sekali mendahulukan orang yang sudahmenjadi langganan mereka dan terkesan tidak memperdulikan pelanggan atau calon pelanggan yang membeli ketempatnya sehingga pelayanannya tersekan lamban.

Minggu, 14 April 2013

Tugas Etika Bisnis (Iklan Yang Menyimpang)

  Tugas Etika Bisnis
Iklan Alat kontrasepsi untuk pria
            Seperti yang kita ketahui dewasa ini marak iklan-iklan ditelevisi yang melanggar banyak etika, seperti etika sopan santun, hukum, keperdulian kepada masyarakat, dsb. Tentunya pembuatan iklan seperti ini sangat mengecawakan dan menjelekkan citra bangsa kita sendiri. Tanpa kita sadari iklan-iklan itu merasuk dan menghipnotis kita untuk membeli suatu produk yang mereka iklankan. Tentunya untuk mengiklankan sebuah produk seharusnya memberikan efek positif dan membangun juga memperhatikan etika-etika yang berlaku apakah iklan tersebut akan memberikan efek yang buruk atau baik untuk masyarakat, tidak hanya mementingkan produknya laku terjual tetapi memperhatikan kepedulian terhadap masyarakat itu sendiri.
Contoh yang akan saya ambil dari iklan yang melanggar etika adalah iklan alat kontrasepsi untuk pria yang biasa khalayak menyebutnya “kondom” yang di perankan oleh artis dangdut sensasional terkenal yaitu Julia Perez dan pasangannya Gaston Castano untuk iklan kondom SUTRA. Di ilustrasikan Gaston sedang memainkan sebuah bola sepak bersama juga dengan di iringi music salsa yang menggairahkan.
Berikut Link dari Iklan tersebut :
            Entah Kenapa di Negara kita ini iklan-iklan tidak mendidik dan tidak memperhatikan jam tayang untuk dipertontonkan di khalayak ramai. Padahal seperti yang kita ketahui yang menonton televise bukan hanyak bapak-bapak atau ibu-ibu tapi anak-anak mereka juga menonton televisi. Jika hal itu tidak rubah, maka lambat laun semakin banyaknya iklan yang melanggar etika akan merusak moral dan mental anak-anak bangsa.

Budaya-budaya Usaha yang cukup lama (Turun-temurun)


Tugas Etika Bisnis
Nama : Mulyadi
Kelas : 3DD01
NPM : 34210861
 
Sejak dulu, Garut dikenal sebagai daerah penghasil dodol dan kain sutera. Namun, kabupaten di Jawa Barat juga masih memiliki banyak sentra ekonomi lain.
Salah satunya adalah pusat produksi bata merah. Sentra ini berada di Kampung Tabrik, Desa Linggamukti, Kecamatan Sucinaraja. Sejak 1980 silam, kampung ini sudah beken sebagai sentra produksi bata merah. Hampir separo penduduk Tabrik yang terletak sekitar 20 kilometer dari Kota Garut berprofesi sebagai produsen bata merah.
Gundal Otik, salah satu produsen bata merah di Tabrik mengungkapkan, ada sekitar 60 warga yang menekuni usaha pembuatan  bata merah di desanya. Tapi, menurut Gundal, banyak produsen bata merah dulunya bekerja sebagai kuli batu bata. "Termasuk saya,"  ujar Gundal.
KONTAN sempat menyambangi kampung ini pada Jumat (5/10) pekan lalu. Hampir semua rumah penduduk memajang bata merah untuk dijual. Sentra produksinya sendiri berada di ujung kampung.
Di sekitar lokasi pembuatan batu bata ini sudah tidak terdapat rumah warga. Sebagian besar pekerja dan pemilik tempat produksi bata ini adalah penduduk Tabrik. Kebanyakan dari mereka sudah menekuni usaha ini sejak turun-temurun.
Gundal bilang, pada 1980, pembuatan bata masih dilakukan manual. Namun, saat ini para perajin telah menggunakan mesin penggiling dan cetak. Gundal mengaku, bisa mencetak dan membakar bata sebanyak 100.000 buah per tiga bulan. Bata itu dia jual dengan harga Rp 300 per buah. Dan, ia bisa meraup omzet hingga Rp 30 juta atau Rp 10 juta per bulan.
Produsen lainnya, Dadang memproduksi bata sebanyak 75.000 per tiga bulan. Dengan produksi sebanyak itu, ia mengantongi omzet Rp 24 juta per tiga bulan atau Rp 8 juta per bulan.
Namun, bila sedang banyak pesanan, omzet Dadang bisa lebih besar lagi. "Kalau pesanan banyak, saya bisa memproduksi 200.000 bata per tiga bulan," ujarnya.
Sementara Benny, produsen bata lainnya bisa memproduksi rata-rata 100.000 bata per tiga bulan. Harga jual bata seragam, yakni Rp 300 per bata. Tapi, kalau permintaan tinggi, harganya bisa Rp 350 per bata.       

Contoh Unit Usaha yang Perbuatan Baik Mereka Bermanfaat Untuk Orang Banyak

Tugas Etika Bisnis
Nama : Mulyadi
Kelas : 3DD01
NPM : 34210861
 
Usaha yang perbuatannya bermanfaat bagi orang banyak dan usaha ini masih berkembang pesat hingga sekarang dan masih disukai atau digandrungin oleh masyarakat.tugas saya kali ini masih berkaitan dengan tugas yang lalu yaitu tentang .Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa restoran McDonald�s mempunyai mean gap terbesar adalah atribut harga yaitu 1.14. Hal ini menandakan bahwa harga makanan menunjukkan mean gap yang cukup jauh antara harapan dan kenyataan konsumen. Dan juga dari atribut kecepatan pelayanan, keramahan karyawan dan kenyamanan ruangan dimana ketiga atribut tersebut mempunyai mean gap yang mendekati 0,7. Hal itu menandakan ketiga atribut tersebut kurang memenuhi harapan konsumen.Dari hasil Chi Square, diperoleh kesimpulan bahwa faktor yang paling dominan dari segi produk adalah dimensi variasi menu, dan dari segi kualitas pelayanan adalah tanggapan dan reliabilitas, karena memiliki nilai Chi Square paling besar. Adapun nilai chi square paling kecil adalah pada dimensi Harga dan Empati. Dalam usahanya manfaat yang selalu mereka torehkan untuk orang banyak adalah sebagai berikut :

1.selalu mengucapkan salam atau terimaksih telah mengunjungi McDonald.
setiap orang yang datang keMcDonald atau ke restoran manapun pasti pegawai di dekat pintu masuk selalu mengucapkan salam.pegawai di McDonald pun selalu tersenyum dan mengucapkan terima kasih telah datang ke toko kami secara tidak langsung konsumen ditanamkan budaya untuk selalu mengucapkan salam karena sudah mengunjungi restoran.

2.selalu menjaga kebersihan toko agar pengunjung tertarik datang ke toko.
kebersihan merupakan hal penting dalam bisnis kuliner dari kebersihan toko konsumen dapat menilai higienis makananan dan tempatnya.
 
 

Minggu, 07 April 2013

RISET PEMASARAN JURNAL (TUGAS)

Nama  : Mulyadi

kelas   : 3DD01

Npm   : 34210861


TUGAS RISET PEMASARAN

TUGAS JURNAL
Tema : Produk Asuransi
Judul : Analisis Asuransi Kendaraan Bermotor(AKB)
1.1. Latar Belakang
Perkembangan industri yang maju dengan mengikuti perkembangan teknologi adalah salah satunya adalah industri otomotif. Seiring dengan majunya industri otomotif maka industri finansial yang juga mengalami perkembangan adalah industri Asuransi Kendaraan Bermotor (AKB). Perkembangan AKB di Indonesia cukup signifikan. Berdasarkan Laporan yang dikeluarkan oleh Bappepam – LK disebutkan bahwa total premi bruto perusahaan asuransi kerugian di Indonesia pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 26.933,80 milliar. Premi bruto tersebut mengalami kenaikan sebesar 22 % dari tahun 2007. Kenaikan premi bruto tersebut tidak merata untuk seluruh lini usaha berdasarkan data Desember 2007 maka lini usaha yang mengalami kenaikan terbesar adalah harta benda dengan kenaikan sebesar 20,76%, kendaraan bermotor dengan kenaikan sebesar 9,15%.
Terkait perkembangan industri asuransi kerugian khususnya pada lini usaha Asuransi Kendaraan Bermotor maka pada tanggal 29 Juni 2007, Menteri Keuangan Sri Mulyani secara resmi mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.010/2007 tentang Penyelenggaraan Pertanggungan Asuransi Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor (selanjutnya disingkat menjadi PMK No. 74/2007). Lahirnya PMK No. 74/2007 merupakan sebuah proses panjang yang dilakukan oleh Departemen Keuangan berdasarkan desakan dari
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), khususnya penyelenggara asuransi kendaraan bermotor yang diharapkan dapat menjadi solusi dari gejolak yang terjadi dalam industri asuransi Indonesia. Kesepakatan tarif tersebut dianggap mendesak oleh AAUI untuk mengatasi kondisi yang digambarkan mereka sebagai perang tarif.
Argumen yang diajukan AAUI untuk melatarbelakangi kondisi utama yang mendorong lahirnya PMK No. 74/2007 adalah terjadinya perang tarif di kalangan pelaku usaha asuransi yang memiliki lini bisnis asuransi kendaraan bermotor. Beberapa faktor penyebab “perang tarif” yang terjadi dalam harga premi yang ditawarkan dalam industri asuransi kendaraan bermotor adalah :
1. Rendahnya entry barrier menyebabkan pemain terlalu banyak. Menurut data Bapepam – LK per-Desember 2008 tercatat bahwa jumlah perusahaan perasuransian yang memiliki izin usaha untuk beroperasi di Indonesia adalah 371 perusahaan terdiri dari atas 144 perusahaan asuransi dan reasuransi dan 227 perusahaan penunjang asuransi. Perusahaan asuransi dan reasuransi terdiri dari 45 perusahaan asuransi jiwa, 90 asuransi kerugian, 4 perusahaan reasuransi, 2 perusahaan penyelenggara program asuransi social dan jaminan sosial tenaga kerja dan 3 perusahaan penyelenggara asuransi untuk pegawai negeri sipil (PNS) dan TNI/POLRI. Untuk perusahaan asuransi jiwa dan perusahaan asuransi kerugian, jumlah perusahaan per- Desember 2008 ini merupakan jumlah yang terkecil untuk 5 (lima) tahun terakhir.
2. Lini kendaraan bermotor merupakan pendapatan utama asuransi kerugian. 1 Laporan Evaluasi dan Kajian Dampak Kebijakan Persaingan Usaha dalam Industri Jasa Asuransi Kendaraan Bermotor (2007), KPPU, Jakarta, hal. 48 – 52.
3. Peningkatan penjualan kendaraan bermotor.
4. Produk asuransi kendaraan bermotor memiliki value proposition tidak unik - karakteristik unik pasar asuransi adalah banyaknya pihak yang terlibat dalam menghubungkan penanggung dengan tertanggung, mulai dari agen, broker, bank, perusahaan pembiayaan hingga pihak ketiga yang mewakili institusi dalam penutupan obyek. Timbulnya perantara dalam pasar asuransi karena hingga saat ini transaksi penutupan polis baru akan terjadi jika penanggung datang ke calon tertanggung Setelah diberlakukan mulai tanggal 1 September 2007, gejolak terjadi dengan ditandai beberapa stakeholder industri asuransi kendaraan bermotor seperti perusahaan pembiayaan, agen, produsen otomotif dan broker asuransi, secara serentak mengajukan keberatannya bahwa akibat kebijakan tersebut asuransi kendaraan bermotor menjadi mahal dan merugikan konsumen. Akan tetapi melalui PMK No. 74/2007 sesungguhnya perusahaan asuransi diperbolehkan untuk menetapkan premi asuransi berdasarkan database/profil risiko dan kerugian yang mereka miliki. Tetapi bagi yang tidak memiliki database, maka perusahaan asuransi harus mengikuti tarif referensi yang telah ditetapkan Pemerintah melalui PMK No. 74/2007.
Pertimbangan yang mendasari regulasi ini adalah dalam rangka memberikan perlindungan yang lebih baik kepada tertanggung asuransi kendaraan bermotor, sehingga diperlukan tingkat premi yang wajar yang tidak memberatkan tertanggung dan tidak bersifat diskriminatif. Pertimbangan lainnya adalah dalam rangka memudahkan regulator dalam melakukan pengawasan kepada perusahaanperusahaan asuransi, agar mereka menegakkan praktik usaha yang sehat dalam pemasaran asuransi kendaraan bermotor, khususnya dalam penetapan premi dan pembentukan cadangan teknis. Sehingga kekhawatiran pemerintah selaku regulator dapat diminimalisir karena perusahaan tetap dapat menjaga tingkat solvency untuk membayar klaim konsumen.
1.2. Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah sebagaimana diuraikan sebelumnya tersebut, maka permasalahan yang akan dicermati dalam penelitian ini adalah : Dasar regulasi tarif referensi (PMK 74/PMK.010/2007) yang dikeluarkan pemerintah apakah memperhatikan kondisi pasar dalam industri asuransi kendaraan bermotor.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kondisi pasar industri asuransi kendaraan bermotor dikaitkan dengan dikeluarkan regulasi tarif referensi (PMK 74/PMK.010/2007).
.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihakpihak
terkait, yaitu :
1.      Sebagai masukan dalam perumusan regulasi dan kebijakan pemerintah dalam industry Asuransi Kendaraan Bermotor sehingga memberikan jaminan kepastian persaingan yang sehat dalam industri ini;
2.      Memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia akademis untuk melanjutkan kajian lebih lanjut dan mendalam tentang persoalan-persoalan yang menyangkut konsentrasi pasar, persaingan dan perkembangan kebijakan dan industri Asuransi Kendaraan Bermotor di masa-masa mendatang.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memfokuskan ruang lingkup penelitian maka diperlukan pembatasan penelitian dan permasalahan yaitu periode penelitian akan akan difokuskan pada data perolehan premi netto dan klaim netto perusahaanperusahaan asuransi kerugian yang mempunyai lini usaha asuransi kendaraan bermotor dari tahu 1987 s/d 2007 serta regulasi terkait yang dikeluarkan pada periode tersebut.
1.6. Metodologi Penelitian
Untuk mempermudah proses penelitian dalam penelitian ini, maka berikut penjelasan mengenai metodologi penelitian yang digunakan :
1.6.1. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian untuk menyusun penelitian ini maka metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan mengukur tingkat konsentrasi pasar dalam struktur industri Asuransi Kendaraan Bermotor yang didasarkan pada tingkat konsentrasi pasar yang diukur dengan menggunakan rumusan Concretation Ratio (CR) dan The Herfindahl-Hirschman Index (HHI) terhadap perolehan pendapatan Premi Netto pada perusahaan asuransi kerugian yang memiliki lini usaha asuransi kendaraan bermotor.
Adapun indikator yang akan diuji dalam penelitian ini adalah total penjualan yang didapat dari perolehan premi netto dan jumlah perusahaan asuransi kendaraan bermotor yang tutup. Untuk mendukung uji terhadap indikator tersebut maka perangkat analisa juga menggunakan teori oligopoly Model Bertrand yang berbasis oligopoly pricesetting. Dengan mendasarkan teori Oligopoly Model Bertrand yang berbasis Price-setting yang dikembangkan pada tahun 1883. Dikembangkan oleh Stephen Martin (Martin : 1994), pasar oligopoly dapat dibedakan pada fokus produk yang dihasilkan oleh pelaku pasar dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu :
1.      Homogenous Product
·         Apabila produk tersebut merupakan subtitusi sempurna
·         harga merupakan dimensi tunggal yang sangat penting dimana pelaku usaha menghasikan produk homogenous bersaing
·         apabila jumlah pelaku usaha sedikit, keberadaan barang homogenous dapat memfasilitasi collusion
2.      Differentiated Product
·         produk didiferensiasikan oleh para pelaku usaha dalam upaya mendapatkan harga yang lebih tinggi dan atau meningkatkan penjualan.
·          diferensiasi dapat terjadi dalam bentuk penampilan fisik, kualitas, ketahanan, layanan tambahan (misalnya jaminan, layanan purna jual, informasi), citra dan lokasi geografik
·         diferensiasi produk berbeda dengan produk yang heterogen (heterogeneous product). Produk yang heterogen mengacu pada produk yang berbeda dan tidak mudah disubstitusi sedangkan diantara produk didiferensiasi terdapat kemungkinan adanya substitusi.
Adapun Premi Netto digunakan sebagai data pengukuran market share karena Premi Netto dianggap mencerminkan scope pendapatan yang lebih khusus pada lini usaha perusahaan asuransi. Oleh karena itu indikator pertama adalah total penjualan yang didapat dari perolehan premi netto dan indikator kedua jumlah perusahaan asuransi kendaraan bermotor yang tutup.
·         Indikator total penjualan disini juga merupakan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan yang didapat melalui perolehan Premi Netto. Secara umum keuntungan (profit) perusahaan dihitung melalui Total Revenue (TR) dikurangi Total Cost (TC). Untuk itu, TC diasumsikan nol (ceteris paribus) untuk menganalisa perkembangan keuntungan dalam industri asuransi kendaraan bermotor;
·          Indikator penurunan jumlah perusahaan (perusahaan tutup), indikator ini mengacu pada perusahaan asuransi kendaraan bermotor yang ditutup oleh regulator karena tidak dapat membayar klaim konsumen (insolvent), dari segi ekonomi perusahaan mengalami return yang negatif sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran.
1.6.2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diproses dalam penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan studi pustaka dan studi deskriptif. Dimana Studi Kepustakaan, studi kepustakaan dimaksudkan untuk mengkaji berbagai literatur yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Substansinya menyangkut teori, alat analisa, maupun data terkait lainnya dalam industri asuransi kendaraan bermotor. Penelitian ini memanfaatkan semaksimal mungkin data-data sekunder yang sudah ada, baik yang sudah terpublikasikan melalui instansi resmi seperti Departemen Keuangan, Asosiasi Asuransi Indonesia, Bappepam – LK ataupun data-data hasil publikasi cetakan maupun data pada situs-situs dari lembaga pengatur persaingan usaha serta berbagai instansi, media terkait lainnya seperti dari pengunduhan (downloading) dari situs internet.
Sedangkan studi Deskriptif, dilakukan dengan tujuan untuk menyajikan deskripsi data. Bentuknya berupa tabulasi data, penyajian data dalam bentuk grafik. Dengan analisa ini akan dapat diketahui antara lain tingkat konsentrasi struktur pasar industri asuransi kendaraan bermotor, perusahaan Asuransi Kendaraan Bermotor untuk melihat kewajaran penerapan regulasi tarif premi.
1.6.3. Tahapan Penelitian
Untuk menjamin terciptanya kerangka pemikiran yang logis dalam penelitian ini, maka penelitian ini dilakukan dengan tahap – tahap sebagai berikut :
        i.            indentifikasi fakta – fakta yang relevan sebagai latar belakang dalam menentukan topik penelitian dan masalah penelitian yang penting dan menarik untuk dikaji;
      ii.             Pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari regulasi terkait dan data – data pendukung lainnya;
    iii.             Pengolahan data dengan menggunakan pendekatan penghitungan tingkat konsentrasi total pendapatan melalui total penjualan (perolehan Premi Netto) dan penghitungan tingkat konsentrasi industri asuransi kendaraan bermotor (CR dan HHI) serta indikator jumlah perusahaan yang sudah ditutup oleh regulator. Analisa juga didukung berdasarkan prinsip teori Oligopoly Model Bertrand yang berbasis Price-setting;
    iv.             Analisa dan interpretasi terhadap hasil pengolahan data yang dapat menunjukkan hubungan antara regulasi yang diaplikasikan dengan prinsip teori yang digunakan dalam penelitian ini;
      v.            Penarikan kesimpulan dari analisa dan interpretasi hasil pengolahan data;
    vi.            Penyusunan saran mengenai regulasi yang berkaitan dengan kegiatan industry asuransi kendaraan bermotor.