TUGAS MANAJEMEN RITEL 6
Nama : Mulyadi
Kelas : 3DD01
Npm : 34210861
KESEMPATAN
PASAR
A. Pasar Potensial Ritel
Sebuah industri ritel melihat
potensi pasarnya, atau bisa juga hal ini dijadikan cara mencari lokasi untuk
industri ritel dan faktor-faktor apa saja yg menjadi tolak ukur dari pemain
ritel.Ada delapan faktor utama yg perlu kita lihat dan pelajari dengan baik.
kita langsung pada potensi-potensi pasar yang harus kita perhatikan.
1. Population Characteristic
Populasi karakter ini adalah hal
yang terpenting, yang harus dilihat sebagai langkah potensi pasar pertama. Lihat
secara detail dari populasi yang ada di area tersebut, baik dalam jumlah
perkembangan penduduk, fasilitas yang mendukung industri ritel itu, baik dalam
industri sektor lain tapi yang mempunyai multiplier effect dengan usaha ritel
kita, seperti industri jasa ataupun industri sosial faktor di daerah itu,
seperti rumah sakit,sekolah dll.populasi karakter harus melihat dengan detail,
baik dimulai dari segi manusianya, umurnya, latar belakang edukasi mereka,
pekerjaan, ras, suku dan juga perkembangan pasar industri yang ada.
2. Buyer Behavior Characteristics
Hal lain yang sangat menjadikan
sebuah potensi pasar dalam menganalisa pasar yang ada adalah langkah kita
melihat dan mengenal kelakuan (behavior) karakter dari pembeli pasar
tersebut.sebagai contoh,di salah satu daerah yg akan dibuka sebuah supermaket,
kebiasaan dan karakteristik penduduk daerah tersebut dalam berbelanja adalah
membawa anaknya, maka sudah jelas jika ingin membuka supermaket di sana,hal
pertama yg menjadi acuan dari kebiasaan (behavior) pembeli/penduduk dengan
berbelanja bersama anaknya adalah sebuah tempat bermain.
Maka jika kita membuka supermarket tanpa memperhatikan kebiasaan ini jangan heran kalau pengunjungnya sedikit meskipun harga jual kita sudah menarik/murah karena supermarket kita tidak ada hal yang membuat kebiasaan karakter mereka terpenuhi.kelihatannya simpel, tetapi banyak pelaku ritel tidak menyelidiki kebiasaan karakter pembeli dengan baik, sehingga potensi pasar yang ada tidak tergarap dengan penuh.data-data kebiasaan karakter pembeli ini tidak bisa dilihat hanya dari data perkembangan penduduk tetapi bisa digali dari tim Sales Promotion Girl (SPG) yang sudah ada di daerah pasar tersebut dan sudah tahu kebiasaan karakter pembeli disana.
Maka jika kita membuka supermarket tanpa memperhatikan kebiasaan ini jangan heran kalau pengunjungnya sedikit meskipun harga jual kita sudah menarik/murah karena supermarket kita tidak ada hal yang membuat kebiasaan karakter mereka terpenuhi.kelihatannya simpel, tetapi banyak pelaku ritel tidak menyelidiki kebiasaan karakter pembeli dengan baik, sehingga potensi pasar yang ada tidak tergarap dengan penuh.data-data kebiasaan karakter pembeli ini tidak bisa dilihat hanya dari data perkembangan penduduk tetapi bisa digali dari tim Sales Promotion Girl (SPG) yang sudah ada di daerah pasar tersebut dan sudah tahu kebiasaan karakter pembeli disana.
3. Household Income
Kekuatan rata-rata pendapatan
keluarga di daerah tersebut juga menjadikan apakah daerah tersebut pasar yg
berpotensi untuk industri Ritel kita, karena jika pendapatan keluarga di daerah
tersebut tidak terdistribusi dengan baik, maka pasarnya tidak stabil, dan juga
peta potensi pasar kita tidak imbang.sebuah daerah dengan penghasilan tinggi
secara pendapatan keluarga, tetapi tidak terdistribusi dengan baik, arti kata
patron yang terjadi tidak merata akan membuat sebuah fenomena belanja yang
berbeda jika pendapatan rata-rata keluarga di daerah tersebut sebanding semua
atau equal.
4. Household Age Profile
Umur dan kategori dari keluaaga yang
berdomisili disekitar potensi pasar yang akan kita bidik juga menjadi pengaruh
yang besar. Sebuah potensi pasar di daerah yang berkembang populasi dengan
penduduk dengan usia muda akan menjadikan potensi pasar dipengaruhi gaya
hidupnya (lifestyle).
5. Household Composition
Komposisi keluarga ini sangat
berpengaruh dengan potensi pasar. Lihat jika disana keluarga muda dan berubah
menjadi komposisi berkeluarga dan mempunyai anak, maka komposisi belanja mereka
beralih dari konsumtif gaya hidup ke konsumtif kebutuhan keluarga, dan otomatis
gaya pengeluaran belanja menjadi beda.
Itulah sebabnya, industri Ritel seharusnya selalu melihat perkembangan komposisi keluarga ini setelah tahun ke tahun karena daerah mereka karakternya berkembang sesuai umur dari pembeli dan potensi pasar yang ada menjadi bergeser arahnya.
Itulah sebabnya, industri Ritel seharusnya selalu melihat perkembangan komposisi keluarga ini setelah tahun ke tahun karena daerah mereka karakternya berkembang sesuai umur dari pembeli dan potensi pasar yang ada menjadi bergeser arahnya.
6. Community Life Cycle
pasar potensi yang sedang kontinyu
bertumbuh karena ini yang sedang pesat-pesatnya dan secara tidak langsung
memberikan kesempatanpotensi pasar yang baik dan bergairah untuk masa investasi
mereka.
7. Population Density
Populasi kepadatan ini bisa
dikonotasikan dengan jumlah orang per meter persegi dari potensi pasar yang ada
karena ini menjadikan patron dari kekuatan pembeli yang ada.Semakin besar
kepadatan populasinya, maka kita sebaiknya menyiapkan luas toko yang sesuai
dengan potensi pasarnya. Lihat daerah potensi pasar di perumahan yang baru
dengan keluarga yang hanya 2 orang akan berbeda dengan keluarga dengan
rata-rata 4 hingga 5 orang.
8. Mobility
Jika potensi pasar yang ada dipenuhi
dengan gaya pembeli atau orang yang mobilitasnya tinggi, maka sudah jelas
mereka adalah pasar potensi yang bergerak jadi,bukan acuan untuk selalu datang
ke lokasi Ritel kita yang ada di dekat mereka, karena mereka adalah pembeli
yang bergerak.
B. Memulai Bisnis Ritel
Memulai bisnis bagi kebanyakan orang
bukanlah hal yang mudah. Hal yang klasik, banyak pertimbangan di sana sini
sehingga tak jarang membuat orang urung memulai bisnis.Semestinya memulai
bisnis tidak menjadi salah satu sumber ketakutan bagi setiap orang. Untuk
menghilangkan ketakutan dalam memulai bisnis, seseorang bisa membuat persiapan
bisnis yang matang sehingga dapat menjalaninya dengan optimistis. Salah satu
seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma hukum,
juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006,berisi
tentang menjadi sukses dengan memahami aspek penting sebelum memulai
usaha,yaitu:
a. Memahami konsep produk atau jasa
secara baik
b. Membuat visi dan misi bisnis
c. Perlunya winning, positive dan
learning attitude untuk menjadi sukses
d. Membuat perencanaan dan strategi
bisnis yang efektif akan menghindari usaha
e. Pengetahuan dasar manajemen,
organisasi dan sistem akan menghindari usaha
daripada risiko manajemen.
daripada risiko manajemen.
f. Optimalisasi sumber daya manusia
maka 50% usaha Anda sudah berhasil.
g. Kreativitas, kepemimpinan dan proses
pembuatan keputusan sangat penting
h. Pengetahuan dasar pengelolaan
keuangan dan pembiayaan
Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan usaha
Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya.
Pemahaman atas aspek ini adalah sangat penting dalam perkembangan usaha
Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik seperti kekurangan dana untuk pembelian bahan baku, alat-alat produksi dan lainnya.
i. Pemasaran, pelayanan dan product
brand
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha.
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa tanpa pemasaran yang baik maka akan sangat sukar untuk meningkat penjualan dan keuntungan usaha.
C.Eksistensi Bisnis Ritel
Keberadaan pasar modern memberikan
banyak pilihan bagi konsumen dalam menentukan lokasi berbelanja.Apalagi
belakangan ini jumlahnya juga semakin banyak. Namun, bagi pebisnis pasar
tradisional, tentu memiliki arti lain.Ketatnya persaingan bisnis ritel mendorong
para pengusaha untuk melakukan terobosan dalam strategi berdagang, baik
menyangkut kemasan toko,pelayanan,hingga soal harga produk. Hal ini tentunya
akan memberi keuntungan lain bagi para calon pembeli.
Konsumen juga memegang kendali dalam
menentukan hidup matinya sebuah toko modern, bahkan berpengaruh dalam
pertumbuhan pasar modern. Bagi pebisnis ritel, karakter masyarakat akan menjadi
pertimbangan dalam mengembangkan usahanya.Executive Director dari Retail
Measurement Services Nielsen,Teguh Yunanto menuturkan, peritel akan melihat
populasi penduduk sebagai salah satu pertimbangan dalam membuka toko.namun,
seiring perpindahan lokasi permukiman ke daerah pinggiran, toko cenderung
tumbuh di daerah tersebut dan menurun di kota besar.
Hasil Nielsen Retail Establishment
Surveyyang dilakukan pada akhir 2010 secara keseluruhan memperlihatkan lanskap
ritel Indonesia menurun 1,3% dilihat berdasarkan jumlah toko. Hingga akhir
2010, tercatat 2.524.111 toko tersebar di Indonesia terdiri atas pasar
tradisional dan modern. Sebarannya 57% di Pulau Jawa, 22% di Sumatera, dan 21%
sisanya di pulaupulau lain.Dari hasil survei tersebut yang cukup menarik adalah
menyangkut persaingan antara pasar tradisional dengan modern.Ritel modern
mencakup hal yaitu pendekatan manajemen kategori dan manajemen rantai
pasokan.Manajemen kategori dapat dipahami sebagai suatu pendekatan cara
penanganan barang pada tingkat kategori melalui klasifikasi yang terstruktur
dan sistematis pada bauran produk.sementara itu,paradigma baru dalam manajemen
rantai pasokan barang menempatkan retailer dalam suatu titik/mata rantai dalam
jalur distribusi/pasokan barang yang bersama-sama dengan pihak supplier menjadi
bagian dari proses menyeluruh arus penyediaan barang dari hulu ke hilir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar